
Idealis
Di lingkungan Organisasi sudah tidak asing lagi kita dari kata yang 1 ini. Idealis, Ideal, jadi semuanya harus bersifat ideal, atau sesuai keinginan. Tapi mengapa lebih banyak yang memilih Realistis ketimbang Idealis? saya pernah mendengar jawaban pada saat itu, "saya memilih Realistis karena pemimpin yang Realistis adalah pemimpin yang Fleksibel, pemimpin yang Situasional, dan lebih cocok kalau pemimpin itu adalah seorang yang Realistis".
Dari pandangan ini, saya menyimpulkan bahwa pandangan Idealis memang kurang mendapat perhatian dari calon-calon Satgas ini. Karena, pada dasarnya Idealis, ya memang benar, sempurna dan sesuai rencana. Tapi, seharusnya kalian sadar, bukankah kalian membentuk Program Kerja dan Sistem Satgas? dan bukankah rencana kalian itu diharapkan dapat terealisasi? Nah, disini pentingnya Idealisme. Karena ketika kita menetapkan rencana, kita patut bertanggungjawab akan rencana yang kita buat. sebagai suatu contoh lapangan kita ambil, pembuatan Program kerja :
Sie 5 membuat program kerja, dan pada akhir tahun. Program tersebut ada yang tidak terlaksana, karena suatu kondisi atau suatu hal. Di sini, dituntut sebenarnya idealisme kita dan sikap tanggung jawab sebagai Planner. Kita anggap kondisi menghalangi kita menjalani program, dan sebenarnya, apakah memang benar kondisi yang salah? atau kita yang salah dalam membuat program dan akhirnya tidak terlaksana? Realistis, sering disalah artikan bagai pemimpin yang menyalahkan kondisi(situasi). Seperti tadi, Program yang tidak terlaksana, alasannya, "realistis, karena kondisi tidak memungkinkan, maka program tidak jalan".
Nah, disini yg perlu adik-adik ketahui. Apapun kesalahan yg terjadi, bukan kondisi yang salah, tapi kalian! Proaktif dan bertanggungjawab. Itulah Idealisme yang tersirat di post ini, idealisme dimana kita bertanggungjawab penuh, bahwa kita memegang semua kondisi agar program itu terlaksana sesuai rencana kita, sebelum menyalahkan kondisi. Tapi ketika memang sudah sangat tidak memungkinkan, disini realistis berguna. Saat kita melihat apa saja kondisi yang ada, dan apa saja yg masih bisa kita lakukan. Intinya, tidak ada yg lebih jelek atau lebih bagus dari 2 sifat ini. Karena masing2 memiliki guna.
Dan pesan bwt adik-adik, jangan pernah salahkan sesuatu di luar kalian seperti (kondisi,cuaca,teman,pacar,dll) atas sesuatu yang tidak mampu kalian lakukan, karena kalianlah penyebab ketidakmampuan kalian sendiri, dan sebaliknya, kalian juga penyebab keberhasilan kalian sendiri. Mulai dari diri, dan ke organisasi!
Dari pandangan ini, saya menyimpulkan bahwa pandangan Idealis memang kurang mendapat perhatian dari calon-calon Satgas ini. Karena, pada dasarnya Idealis, ya memang benar, sempurna dan sesuai rencana. Tapi, seharusnya kalian sadar, bukankah kalian membentuk Program Kerja dan Sistem Satgas? dan bukankah rencana kalian itu diharapkan dapat terealisasi? Nah, disini pentingnya Idealisme. Karena ketika kita menetapkan rencana, kita patut bertanggungjawab akan rencana yang kita buat. sebagai suatu contoh lapangan kita ambil, pembuatan Program kerja :
Sie 5 membuat program kerja, dan pada akhir tahun. Program tersebut ada yang tidak terlaksana, karena suatu kondisi atau suatu hal. Di sini, dituntut sebenarnya idealisme kita dan sikap tanggung jawab sebagai Planner. Kita anggap kondisi menghalangi kita menjalani program, dan sebenarnya, apakah memang benar kondisi yang salah? atau kita yang salah dalam membuat program dan akhirnya tidak terlaksana? Realistis, sering disalah artikan bagai pemimpin yang menyalahkan kondisi(situasi). Seperti tadi, Program yang tidak terlaksana, alasannya, "realistis, karena kondisi tidak memungkinkan, maka program tidak jalan".
Nah, disini yg perlu adik-adik ketahui. Apapun kesalahan yg terjadi, bukan kondisi yang salah, tapi kalian! Proaktif dan bertanggungjawab. Itulah Idealisme yang tersirat di post ini, idealisme dimana kita bertanggungjawab penuh, bahwa kita memegang semua kondisi agar program itu terlaksana sesuai rencana kita, sebelum menyalahkan kondisi. Tapi ketika memang sudah sangat tidak memungkinkan, disini realistis berguna. Saat kita melihat apa saja kondisi yang ada, dan apa saja yg masih bisa kita lakukan. Intinya, tidak ada yg lebih jelek atau lebih bagus dari 2 sifat ini. Karena masing2 memiliki guna.
Dan pesan bwt adik-adik, jangan pernah salahkan sesuatu di luar kalian seperti (kondisi,cuaca,teman,pacar,dll) atas sesuatu yang tidak mampu kalian lakukan, karena kalianlah penyebab ketidakmampuan kalian sendiri, dan sebaliknya, kalian juga penyebab keberhasilan kalian sendiri. Mulai dari diri, dan ke organisasi!
Like this very much, udah lama gak ada postingan opini
BalasHapus